Berikut beberapa riset dan penelitian yang menguak manfaat rokok bagi kesehatan manusia. Walaupun saya hanya sebagai penyampai kabar-kabar ...

Astaga, Ini Ternyata Manfaat Rokok Bagi Kesehatan

/
0 Comments
Berikut beberapa riset dan penelitian yang menguak manfaat rokok bagi kesehatan manusia. Walaupun saya hanya sebagai penyampai kabar-kabar kesehatan melalui artikel, tetapi keabsahannya saya akui belum bisa dipastikan 100%.

1. Merokok Mengurangi Resiko Parkinson

Banyak bukti yang menunjukkan bahwa merokok melawan penyakit Parkinson. Sebuah penelitian terbaru menambah kuat bukti sebelumnya yang melaporkan bahwa merokok dapat melindungi manusia dari penyakit Parkinson.

Secara khusus, penelitian baru tersebut menunjukkan hubungan temporal antara kebiasaan merokok dan berkurangnya risiko penyakit Parkinson. Artinya, efek perlindungan terhadap Parkinson berkurang setelah perokok menghentikan kebiasaan merokoknya. (sumber: Smoking lowers Parkinson’s disease risk)

Studi lain mengenai pengaruh positif merokok terhadap Parkinson Desease (PD) adalah sebuah penelitian terhadap 113 pasangan kembar laki-laki. Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr Tanner terus melihat perbedaan yang signifikan ketika dosis dihitung sampai 10 atau 20 tahun sebelum diagnosis.

2. Perokok lebih kuat dan cepat sembuh dari Serangan Jantung dan Stroke


Penelitian besar menunjukkan manfaat lain merokok, yakni manfaat terhadap restenosis atau penyempitan pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah menjadi terbatas, seperti pembuluh darah ke jantung (cardiovaskular disease) atau ke otak (stroke). Perokok memiliki kesempatan yang lebih baik untuk bertahan hidup dan penyembuhan yang lebih cepat. (sumber: Impact of Smoking on Clinical and Angiographic Restenosis After Percutaneous Coronary Intervention)

Penelitian lain menyebutkan karbon monoksida dapat mengurangi Serangan Jantung (Myocardial infarction) dan Stroke. Karbon monoksida merupakan produk sampingan dari asap tembakau. Sebuah laporan menunjukkan tingkat sangat rendah dari karbon monoksida dapat membantu para korban serangan jantung dan stroke.

Karbon monoksida menghambat pembekuan darah, sehingga melarutkan gumpalan berbahaya di pembuluh arteri. Para peneliti memfokuskan pada kemiripan yang dekat antara karbon monoksida dengan oksida nitrat yang menjaga pembuluh darah tetap melebar dan mencegah penumpukan sel darah putih.

Baru-baru ini oksida nitrat telah ditingkatkan statusnya dari polutan udara biasa menjadi penghubung fisiologis terpenting kedua secara internal. Oleh karena itu tidak akan mengherankan kalau karbon monoksida secara paradoks dapat menyelamatkan paru-paru dari cedera akibat penyumbatan pembuluh darah ke jantung (cardiovascular blockage). (sumber: The Carbon Monoxide Paradox).

3. Merokok mengurangi resiko penyakit “Susut Gusi” (Gingival recession) yang parah


Dulu disebutkan bahwa tembakau adalah akar semua permasalahan penyakit gigi dan mulut. Padahal sebuah studi telah menunjukkan bahwa sebenarnya perokok berisiko lebih rendah terhadap penyakit gusi seperti susut gusi atau Gingival recession.

4. Merokok mencegah Asma dan penyakit karena Alergi lainnya


Sebuah studi dari dua generasi penduduk Swedia menunjukkan dalam analisis multi variasi, beberapa anak dari para ibu yang merokok sedikitnya 15 batang sehari, cenderung memiliki peluang yang lebih rendah untuk menderita alergi rhino-conjunctivitis, allergic conjunctivitis (alergi pada membran mata), alergi asma, eksim atopik dan alergi makanan, dibandingkan dengan anak-anak dari para ibu yang tidak pernah merokok.

Penelitian sebelumnya telah memberikan hasil yang bertentangan mengenai dampak paparan asap tembakau pada sensibilization atopik.

Sebuah studi cross-sectional dari kebiasaan perokok dan mantan perokok dalam kaitannya dengan gangguan atopik dari data pada 6909 orang dewasa muda dan setengah baya (16-49 tahun) dan 4472 anak-anak (3-15 tahun) dari Swedish Survey of Living Conditionstahun 1996-97.

Hasil: Prevalensi asma alergi dan alergi rhino-konjungtivitis menurun, secara dosis-respons / dose-response manner (masing-masing P=0,03 dan P=0,004), dengan peningkatan paparan asap tembakau dalam penelitian pada populasi dewasa.

Anak-anak dari ayah yang merokok sedikitnya 15 batang rokok sehari memiliki kecenderungan yang sama. (sumber: Does tobacco smoke prevent atopic disorders? A study of two generations of Swedish residents).

5. Nikotin membunuh kuman penyebab Tuberculosis (TB)


Suatu hari, Nikotin mungkin menjadi alternatif yang mengejutkan sebagai obatTubercolosis atau TBC yang susah diobati, kata seorang peneliti dari University of Central Florida (UCF).

Senyawa ini menghentikan pertumbuhan kuman TBC dalam sebuah tes laboratorium, bahkan bila digunakan dalam jumlah kecil saja, kata Saleh Naser, seorang profesor mikrobiologi dan biologi molekuler di UCF. Kebanyakan ilmuwan setuju bahwa nikotin adalah zat yang menyebabkan orang menjadi kecanduan rokok.(sumber: Shocker: ‘Villain’ nicotine slays TB).

6. Merokok mencegah Kanker Kulit yang langka


Seorang peneliti pada National Cancer Institute berpendapat bahwa merokok dapat mencegah pengembangan kanker kulit yang menimpa terutama orang tua di Mediterania, wilayah Italia Selatan, Yunani dan Israel.

Bukan berarti merokok disarankan untuk populasi itu, kata Dr James Goedert, namun yang penting adalah merokok tembakau dapat membantu untuk mencegah kanker yang langka bentuk. Dan ini adalah sebuah pengakuan dari peneliti di National Cancer Institutebahwa ada manfaat dari rokok.

Goedert yang bergabung di American Association for Cancer Research (AACR) mengatakan bahwa ia tetap tidak akan merekomendasikan merokok, bahkan kepada anggota populasi yang telah diteliti.

“Studi ini menunjukkan merokok menghasilkan risiko lebih rendah penderita penyakit langka yang jarang dan berakibat fatal,” katanya ringkas. (sumber: Smoking Cuts Risk of Rare Cancer).

7. Merokok mengurangi resiko terkena Kanker Payudara


Sebuah penelitian baru dalam jurnal dari National Cancer Institute (20 Mei 1998) melaporkan bahwa pembawa mutasi gen tertentu (yang cenderung sebagai pembawa kanker payudara), yang merokok selama lebih dari 4 pak tahun (yaitu, jumlah pak per hari dikalikan dengan jumlah lamanya tahun merokok) menurut statistik ternyata mengalami penurunan signifikan sebesar 54 persen dalam insiden kanker payudara bila dibandingkan dengan pembawa yang tidak pernah merokok. Salah satu kekuatan dari penelitian ini adalah bahwa penurunan insiden melebihi ambang 50 persen. (sumber: Cigarettes May Have an Up Side)

8. Nitrat Oksida dalam Nikotin mengurangi Radang Usus Besar

Nikotin mengurangi aktivitas otot melingkar, terutama melalui pelepasan nitrat oksida, dalam kasus ulcerative colitis (UC) atau radang usus. Temuan ini dapat menjelaskan beberapa terapi manfaat dari nikotin (dan merokok) terhadap UC dan dapat menjelaskan mengenai disfungsi penggerak kolon pada penyakit aktif. (sumber: Nitric oxide mediates a therapeutic effect of nicotine in ulcerative colitis).

9. Efek transdermal nikotin pada kinerja kognitif (berpikir) penderita Down Syndrome


Sebuah penelitian mengenai pengaruh rangsangan nikotin-agonis dengan 5 mg jaringan kulit implan lebih baik bahkan jika dibandingkan dengan plasebo (obat kontrol), pada kinerja kognitif pada lima orang dewasa dengan gangguan kinerja kognitif (berfikir).

Perbaikan kemungkinan berhubungan dengan perhatian dan pengolahan informasi yang terlihat pada pasien Down Syndrom dibandingkan dengan kontrol kesehatan lainnya. (sumber: Effects of transdermal nicotine on cognitive performance in Down’s syndrome)

Down syndrome adalah penyakit yang disebabkan adanya kelainan pada kromosom 21 pada pita q22 gen SLC5A3, yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental anak ini pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr.John Longdon Down.

10. Merokok baik bagi ibu hamil untuk mencegah Hipertensi di masa kehamilan dan penularan ibu-anak infeksi Helicobacter pylori.


Konsentrasi urin cotinine (tembakau yang bermetabolis di dalam tubuh) mengkonfirmasi berkurangnya risiko Preeklamsia dengan paparan tembakau Eksposur. Pre-eklamsia adalah kondisi medis di mana hipertensi muncul dalam kehamilan (kehamilan dengan hipertensi) yang bekerjasama dengan sejumlah besar protein dalam urin.

Pre-eklampsia ditandai dengan tekanan darah tinggi, kenaikan kadar protein di dalam urin (proteinuria), dan pembengkakan pada tungkai (edema).

Pre-eklampsia dialami oleh ibu yang sedang hamil, terutama para ibu muda yang baru pertama kali hamil. Penyebab pasti pre-eklampsia belum diketahui, sehingga masih sulit untuk dicegah kemunculannya.

Jika pre-eklampsia bertambah parah pada masa kehamilan, maka akan menyebabkan eklampsia yang dapat berujung pada kematian. Studi ini, meskipun kecil, menunjukkan salah satu manfaat dari merokok selama kehamilan.

“Temuan ini, diperoleh dengan menggunakan uji laboratorium, mengkonfirmasi penurunan risiko preeklamsia berkembang dengan paparan tembakau (Am J Obstet Gynecol 1999;. 181:1192-6.). (sumber: Urinary cotinine concentration confirms the reduced risk of preeclampsia with tobacco exposure)

Sebuah penelitian lain menemukan hubungan terbalik yang kuat antara ibu yang merokok dan infeksi Helicobacter pylori di antara anak-anak prasekolah, di mana ditunjukkan kemungkinan bahwa penularan ibu-anak berupa infeksi mungkin kurang efisien jika ibu merokok.

Untuk mengevaluasi hipotesis ini lebih lanjut, dilakukan studi berbasis populasi di mana infeksi H. pylori diukur dengan 13C-urea breath test (tes kandungan urea pada nafas) dalam 947 anak-anak prasekolah dan ibu-ibu mereka.

Kami memperoleh informasi rinci tentang faktor-faktor risiko potensial untuk infeksi, termasuk ibu merokok, dengan menggunakan kuesioner standar.

Secara keseluruhan, 9,8% (93 dari 947) dari anak-anak dan 34,7% (329 dari 947) dari ibu-ibu telah terinfeksi. Prevalensi (rasio jumlah kejadian penyakit dengan unit pada populasi beresiko) infeksi jauh lebih rendah di antara anak-anak dari ibu yang tidak terinfeksi (1,9%) dibandingkan pada anak-anak dari ibu yang terinfeksi (24,7%).

Ada hubungan terbalik yang kuat infeksi anak-anak dengan ibu yang merokok (odds ratioatau penyimpangan disesuaikan = 0,24; interval kepercayaan 95% = 0,12-0,49) di antara anak-anak dari ibu yang terinfeksi, tetapi tidak di antara anak-anak dari ibu yang terinfeksi. Hasil ini mendukung hipotesis dari peran utama untuk penularan ibu-anak berupa infeksi H. pylori, yang mungkin menjadi kurang efisien jika si ibu merokok. (sumber: Forces The Evidence Smoking, Pregnancy, And Reproduction)

Riset-Riset Yang Tak Pernah Dipublikasikan Secara Luas

Barangkali anda mencurigai bahwa riset-riset yang telah disebutkan diatas tersebut didanai oleh perusahaan rokok. Tapi riset-riset ini ternyata justru tidak pernah dipublikasikan secara meluas, kalau memang bertujuan mendukung promosi rokok. Sedangkan informasi ilmiah mengenai bahaya merokok sudah kita ketahui sangat dominan dipublikasikan.

Sebetulnya apapun itu tetap mempunyai dua sisi yang berbeda, dan propaganda anti-rokok inilah yang juga perlu dicurigai sebagai upaya mendongkrak penjualan obat-obatan dari perusahaan farmasi.

Demikianlah artikel yang menguak temuan-temuan para peneliti dan ilmuwan tentang rokok dalam sisi yang berbeda dari sekian banyak artikel yang dominan.

Namun sekali lagi untuk sedekar mengingatkan, bahwa artikel ini tentu tidak bermaksud mengajak anda untuk mulai merokok atau meneruskan kebiasaan anda mengisap asap tembakau. Tetapi adalah hak anda untuk percaya atau tidak bahwa nikotin dan zat-zat lain yang juga berasal dari alam dan berada di dalam rokok juga mempunyai kegunaan. Wallahua’lam.


Percentage of females smoking any tobacco product (wikipedia)

Percentage of males smoking any tobacco product. Note that there is a difference between the scales used for females and the scales used for males. (wikipedia).

Selain manfaat diatas, kalian juga perlu nih tahu manfaat rokok buat masyarakat. Coba fikirkan hal-hal ini dulu :
Serem…  Tapi, jangan senang dulu bagi sobat yang bukan perokok ! karena ternyata rokok juga ada manfaatnya lho ! Mau tau ? yuk simak ! 
  1. Membantu kehidupan petani cengkeh dan tembakau.
  2. Membantu menciptakan lapangan pekerjaan, banyak yang menafkahi hidup keluarga dengan menjadi buruh di pabrik rokok.
  3. Menambah penghasilan media online dan TV dari periklanan.
  4. Membantu penghasilan tukang jahit dan sablon dari spanduk produk rokok.
  5. Membantu menambah penghasilan warung-warung penjual rokok.
  6. Membantu memberikan proyek bagi kuli bangunan untuk membuat Smoking Room.
  7. Membantu penghasilan dokter-dokter yang mendapat pasien berpenyakit akibat rokok, dan apotik penjual obat mendapat keuntungan dari menjual obat-obatan akibat sakit karena rokok.
  8. Membantu menyukseskan progam KB (Keluarga Berencana). tidak perlu KB lagi, akhirnya seorang perokok akan terkena impotensi juga. 
  9. Membantu mengurangi kepadatan penduduk Indonesia dengan meninggalnya orang-orang perokok, dengan sendirinya akan menambah pekerjaan tukang gali kubur.
  10. Jika mati, golongan orang-orang perokok akan masuk surga. Kok bisa ? karena banyak beramal dalam membantu sesama seperti yang dijelaskan di atas. 
  11. Sumber penghasilan negara paling besar.
Nah, apa masih under-estimate sama yang namanya rokok? Itulah beberapa penelitian yang membuktikan manfaat rokok bagi kesehatan. Semoga anda percaya.

Daftar Pustaka:

1. Dr. Tanner, Forces The Evidence Therapeutic Effects Of Smoking
2. Megan Rauscher, Smoking lowers Parkinson’s disease risk
3. Parkinson’s Institute, Sunnyvale, CA 94089, USA. ctanner@parkinsoninstitute.org,Smoking and Parkinson’s disease in twins
4. David J. Cohen, MD, MSc; Michel Doucet, MD;; Donald E. Cutlip, MD; Kalon K.L. Ho, MD, MSc; Jeffrey J. Popma, MD; Richard E. Kuntz, MD, MSc, Impact of Smoking on Clinical and Angiographic Restenosis After Percutaneous Coronary Intervention
5. Neil Sherman, HealthScout Reporter, The Carbon Monoxide Paradox
6. David Loshak, Journal of Clinical Periodontology, Smoking Does Not Increase Risk Of Receding Gums
7. Hjern A, Hedberg A, Haglund B, Rosen M., Department of Clinical Sciences, Huddinge University Hospital, Karolinska Institutet, Stockholm, Centre for Epidemiology, National Board of Health and Welfare, Stockholm and Department of Public Health and Clinical Sciences, Umea University, Umea, Sweden, Does tobacco smoke prevent atopic disorders? A study of two generations of Swedish residents
8. Robyn Suriano, Sentinel staff writer via University of Central Florida, Shocker: ‘Villain’ nicotine slays TB
9. Dr. James Goedert, National Cancer Institute, Bethesda, Md via United Press International, Smoking Cuts Risk of Rare Cancer
10. Dr. John A. Baron of Dartmouth Medical School and Dr. R. W. Haile of the University of Southern California, via Paul Recer, AP Science Writer, Cigarettes May Have an Up Side

11. Green JT, Richardson C, Marshall RW, Rhodes J, McKirdy HC, Thomas GA, Williams GT, via Department of Gastroenterology, University Hospital of Wales, Cardiff, UK; Department of Surgery, University Hospital of Wales, Cardiff, UK; Department of Pharmacology and Therapeutics, University of Wales College of Medicine, Cardiff, UK; Dep., Nitric oxide mediates a therapeutic effect of nicotine in ulcerative colitis
12. Rainer Seidl MD, Monika Tiefenthaler MSc, Prof. E Erwin Hauser MD, Prof. Gert Lubec FRSC, via Department of Pediatrics, University of Vienna, Austria, Effects of transdermal nicotine on cognitive performance in Down’s syndrome
13. Kristine Y. Lain, MD, Robert W. Powers, PhD, Marijane A. Krohn, PhD, Roberta B. Ness, MD, MPH, William R. Crombleholme, MD, James M. Roberts, MD, via: Pittsburgh, Pennsylvania, Urinary cotinine concentration confirms the reduced risk of preeclampsia with tobacco exposure
14. Forces.org, Forces The Evidence Smoking, Pregnancy, And Reproduction
15. Wikipedia, Down syndrome
16. Wikipedia, Health effects of tobacco


You may also like

No comments:

Popular Posts

Powered by Blogger.

Astaga Naga...!!