Baiklah, saya hanya merangkum secuil dari sekian banyak tempat wisata yang dimiliki oleh Kota Solo. Begitupun, baik wisata domestik, ...

Solo, The Spirit of Java

/
0 Comments


Baiklah, saya hanya merangkum secuil dari sekian banyak tempat wisata yang dimiliki oleh Kota Solo. Begitupun, baik wisata domestik, maupun mancanegara masih percaya beberapa wisata yang saya daftarkan disini masih merupakan tempat/point yang masih menjadi primadona bagi mereka.


1. Keraton Surakarta
Koordinat : 7°34'41”S 110°49'37”E
Keraton Surakarta Hadiningrat

Keraton ini bernama lengkap Keraton Surakarta Hadiningrat. Dahulu keraton ini adalah bagian dari kerajaan Mataram, namun karena permasalahan politis dengan Belanda akhirnya Kerajaan Mataram ini dipecah menjadi 2 yaitu Kasunanan Surakarta yang dipimpin oleh Pakubuwono III dan Kasultanan Yogyakarta yang dipimpin Oleh Pangeran Mangkubumi. Pangeran Mangkubumi ini kemudian bergelar Sultan Hamengku Buwono I sekaligus titik awal Kerajaan Yogyakarta yang masih berdiri sampai saat ini. Sampai saat ini keraton Surakarta masih berdiri dengan tegak. Didalamnya banyak tersimpan berbagai peninggalan Raja-raja sebelumnya. Pengunjung dapat melihat berbagai koleksi di dalam Istana ini. Selain itu di Keraton Surakarta juga sering diselenggarakan upacara adat pada hari-hari tertentu, seperti Sekaten pada malam Maulid nabi dan arak kebo Kyai Slamet saat malam 1 Suro. 

Untuk masuk ke keraton, pengunjung biasanya cukup membayar tiket sebesar Rp. 10.000 saja. Dan jangan harap anda dapat masuk jika waktu sudah sore. Karena Keraton akan ditutup untuk pengunjung pada sore hari. Tapi tak mengapa, di halaman depan keraton para pengunjung masih bisa menikmati suguhan wedang ronde atau makanan khas Solo lainnya. 

2. Istana/Pura Mangkunegaran
Koordinat : 7°34’3”S 110°49’21”E
Istana Mangkunegaran
Istana Mangkunegaran adalah istana peninggalan Kasunanan Mangkunegaran. Kasunanan Mangkunegaran sendiri adalah Kasunanan pecahan dari Kasunanan Solo yang dibagi pada waktu perjanjian Salatiga pada tahun 1755. 2 tahun setelah terjadinya perjanjian Giyanti. Bertindak sebagai Raja pada saat itu adalah Raden Mas Said yang bergelar Mangkunegoro I. 

Saat ini Pura Mangkunegaran dapat dikunjungi oleh para wisatawan yang ingin melihat koleksi peninggalan jaman dahulu, khususnya berupa benda sejarah yang berhubungan dengan Raja-raja Mangkunegaran. Selain itu Pura Mangkunegaran saat ini dijadikan tempat upacara adat dan tari Beksan. Untuk tiket masuk juga, pihak Istana hanya memungut biaya sebesar Rp. 10.000.-

3. Museum Radya Pustaka 
Koordinat : 7°34’6”S 110°48’51”E

Musem Radya Pustaka Surakarta
Museum yang mendapat predikat salah satu museum tertua di Indonesia ini terletak di jantung kota Solo. Lokasinya terletak tidak jauh dari Taman Sriwedari Solo. 

Koleksi museum ini bisa dibilang dulunya cukup lengkap. Karena di museum ini disimpan barang-barang langka atau segala sesuatu yang berhubungan dengan Solo, salah satunya cinderamata hadiah dari Napoleon Bonaparte yang diberikan kepada Sri Susuhunan Paku Buwono IV. Sampai saat ada tragedi menyedihkan yaitu pencurian (penggelapan) barang-barang koleksi museum oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. 

Untuk tiketnya sendiri, pihak museum mengenakan harga masuk sekitar Rp. 2.500 sekali masuk. Tapi, jika anda membawa kamera, akan dikenakan biaya tambahan. 

4. Museum Arkeologi 'Sangiran'
Koordinat : 7°27’20”S 110°50’4”E

Musem Purbakala Sangiran
Museum arkeologi yang bertaraf internasional ini berlokasi di Kalijambe, Sragen. Merupakan museum yang mengoleksi fosil-fosil purba berusia jutaan tahun yang lalu, mulai dari manusia purba yang terkenal saat kita belajar di SMP saat itu yaitu Pitecanthropus Erectus alias manusia berdiri tegak yang ditemukan oleh Prof. Eugene Dubois di trinil hingga fosil gajah raksasa yang bernama Mammoth. Di sana banyak sejumlah pedagang yang menjual batu-batu purba (katanya) yang di bentuk seperti patung.

Untuk harga tiket masuk, pihak penyelenggara hanya memungut sebesar Rp. 4000 saja. Belum termasuk tiket parkir motor sebesar Rp. 1000. Rasanya cukup  murah meriah bila dibandingkan dengan koleksi yang ternilai harga nya itu.

5. Kompleks Wisata Umbul (Mata Air) Pengging
Koordinat : 7°33’11”S 110°40’31”E

Umbul Pengging
Umbul Pengging merupakan kompleks pemandian peninggalan kasunanan Surakarta yang terletak di desa Dukuh, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali dan didirikan pada masa Pakubuwana X. 

Beberapa umbul yang ada disana adalah :
- Umbul Temanten
- Umbul Ngabean
- Umbul Sungsang 

Umbul Sungsang merupakan mata air yang sering digunakan untuk ritual Jawa (kejawen) yaitu ritual kungkum. Biasanya tradisi ini dilakukan jam 12 malam – 3 pagi. Kalau siang digunakan wisatawan untuk berenang dan tempat nongkrong anak muda. Di sekeliling umbul ini terdapat warung yang menjual aneka gorengan sebagai pelepas lapar setelah berenang.

Untuk menyambut bulan Safar dalam kalender tahun Jawa, masyarakat Pengging menggelar upacara yang disebut "Sebaran Apem Kukus Keong Mas". Upacara Saparan Pengging merupakan kegiatan tahunan yang digelar setiap Jumat setelah minggu kedua pada bulan Sapar, setelah Shalat Jumat.

Ada lagi ritual Padusan. Tradisi yang sudah dari jaman dulu hingga sekarang tetap lestari memberi keuntungan tersendiri bagi warga sekitar umbul pengging. Tradisi yang selalu dilaksanakan 2 - 1 hari sebelum mulainya bulan Ramadhan membuat kompleks Umbul Pengging selalu dibanjiri orang yang akan melaksanakan Padusan (mandi).

Untuk tiket masuk, tidak ada harga masuk yang pasti disini. Mungkin pihak penyelenggara tidak menetapkan harga baku. Tapi, harga tidak sampai mencapai Rp. 5000. Dengan harga segitu, pengunjung juga bisa menikmati umbul dengan mandi-mandi atau berenang di situ.

6. Taman Sriwedari Solo
Koordinat : 7° 33' 56" S, 110° 48' 57" E

Taman Sriwedari Solo
Dari masa kepemerintahan Sri Susuhunan Pakubuwono X, taman ini menjadi tempat diadakannya tradisi Malam Selikuran. Malam Selikuran jika dalam bahasa Jawa berarti malam ke-21 di bulan Ramadhan. Pada setiap malam yang konon sebagai malam Lailatul Qadar tersebut, Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan segenap warga muslim di Solo menggelar tradisi bernama Kirab Seribu Tumpeng. Kirab dimulai dari pelataran Keraton dan berakhir di Taman Sriwedari. Seribu tumpeng akan diarak dan kemudian diperebutkan oleh warga di sekitaran Taman Sriwedari, sebab dipercaya tumpeng tersebut mengandung berkah dan membawa rezeki. Dan hingga sekarang, tradisi tersebut masih berlangsung.

Pada saat ini, taman ini disulap menjadi lebih modern. Di dalam sudah ada beberapa wahana permainan yang modern, seperti water park, atau wahana permainan untuk anak-anak dan panggung-panggung hiburan musik.

7. Taman Balekambang.
Koordinat : 7°33'07.4"S 110°48'34.7"E

Taman Balekambang, Solo
Taman Balekambang adalah taman yang dibangun oleh KGPAA Mangkunegara VII untuk kedua putrinya, yaitu GRAy Partini dan GRAy Partinah. Oleh karena itu, dua patung dari putri ini juga diletakkan di dalam taman. Selain itu, taman yang terbagi dua juga diberi nama sesuai dengan nama kedua putri, yaitu Partinah Bosch yang merupakan semacam hutan kota, dan Partini Tuin, yang merupakan kolam air. Taman ini terletak di Jl. Ahmad Yani, Surakarta dengan area seluas 9,8 Ha dan dibuka untuk umum mulai pukul 07.00 sampai pukul 18.00 WIB setiap hari.

Taman Balekambang adalah tempat wisata di Solo yang sering digunakan untuk mengisi waktu liburan. Taman Balekambang yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani ini memiliki luas sekitar 10 hektar. Taman Balekambang dibagi menjadi dua bagian, yaitu Taman Air Partini yang digunakan untuk permainan perahu, dan Hutan Partinah yang mempunyai koleksi berbagai jenis tanaman langka. Taman Balekambang mulai difungsikan sebagai taman rekreasi dan edukasi sejak tahun 2008.

8. Grojogan Sewu TamangMangu.
Koordinat : 7°39'32.3"S 111°08'23.6"E

Air Terjun Grojogan Sewu.
Grojogan Sewu merupakan salah satu air terjun yang berada di Jawa Tengah. Terletak di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Air terjun Grojogan Sewu terletak di lereng Gunung Lawu. Grojogan Sewu terletak sekitar 27 km di sebelah timur Kota Karanganyar. Air terjun Grojogan Sewu merupakan bagian dari Hutan Wisata Grojogan Sewu.

Grojogan Sewu berarti air terjun seribu. Meski air terjun di sini tidak berjumlah seribu, tetapi ada beberapa titik air terjun yang dapat dinikmati di sini. Kata sewu atau seribu disini berasal dari seribu pecak, atau satuan jarak yang digunakan saat itu yang merupakan tinggi air terjun. Satu pecak sama dengan satu telapak kaki orang dewasa. Air terjun tertinggi yang ada tingginya sekitar 80 meter. Ada pula air terjun yang tidak terlalu tinggi tetapi pancurannya meluas dan membentuk cabang-cabang. Bila sedang musim hujan, sekeliling tebing akan dihujani air terjun, tetapi saat musim panas, banyak air terjun yang kering.

Hutan Wisata Grojogan Sewu memiliki luas 20 Ha. Kawasan hutan ini banyak ditumbuhi berbagai jenis pohon hutan dan dihuni oleh sekelompok kera jinak. Beberapa fasilitas dari hutan wisata ini adalah Taman Binatang Hutan, kolam renang, tempat istirahat, kios makanan, kios buah-buahan dan cinderamata, mushola dan MCK.

Untuk masuk ke lokasi Air Terjun Grojogan Sewu kami harus membeli tiket terlebih dahulu. Ada dua jenis tarif yang berlaku di sini. Untuk hari biasa Anda cukup membayar Rp. 11.500 /Orang dan Rp. 13.500 /Orang untuk hari libur.

9. Air Terjun Jumog
Koordinat : 7°37'50.9"S 111°08'26.2"E
Air Terjun Jumog
Berbeda dengan Grojogan Sewu di daerah Tawangmangu yang telah lebih dulu diikembangkan, Air Terjun Jumog tampak lebih sederhana. Air terjunnya pun tidak terlalu tinggi sekitar 30 m, namun tetap memancarkan keindahan khas wisata alam. Konon, setiap pukul sepuluh pagi, muncul pelangi di air terjun ini.

Air Terjun Jumog adalah alternatif tempat wisata alam yang terkenal di daerah Solo, Jawa Tengah. Air Terjun Jumog tidak kalah indah dari air terjun Grojogan Sewu Tawangmangu. Berjarak sekitar 40 KM dari kota Solo, Air Terjun Jumog menawarkan wisata alam dengan panorama indah dan harga yang murah. Cukup dengan harga tiket Rp. 5,000 anda sudah dapat menikmati keindahan Air Terjun Jumog dan bermain air di bawah air terjun tersebut.

Mungkin masih itulah beberapa tempat-tempat wisata yang bisa saya publish. Jika ada kesempatan di lain hari, saya akan update dengan menambah beberapa tempat yang sebenarnya ada dalam daftar tapi masih belum layak publish.

Masih banyak lagi tempat-tempat yang akan di tulis disini. Beberapa masih belum tersiar sebagaimana tempat wisata modern karena masih beberapa kalangan tertentu saja yang menjadi pengunjungnya.

Akhir kata penulis undur diri, 

Sumber : 
- http://www.kaskus.co.id/thread/52fde952ffca175c088b460d/event-regional-selamat-datang-di-wisata-kota-solo
- Wikipedia.com
- Google Maps and Search


You may also like

No comments:

Popular Posts

Powered by Blogger.

Astaga Naga...!!